Apakah The Fed melakukan pelonggaran? Rupiah semakin menjauh dari Rp 16.000

Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah menguat terhadap dolar AS dan menjauh dari level Rp 16.000/US$ menyusul sinyal dari Bank Sentral AS (Fed) yang dinilai kurang hawkish.

Laporan dari RefinitifRupiah ditutup pada Rp15.850/US$ atau menguat 0,50%. Berbeda dengan penutupan perdagangan kemarin (11/1/2023) yang ditutup melemah 0,31%. Posisi saat ini juga menjadi yang terkuat sejak 24 Oktober 2023.

Sedangkan indeks dolar Amerika Serikat (DXY) pada pukul 14.59 WIB melemah 0,45% menjadi 106,40. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan penutupan perdagangan kemarin (11/1/2023) yang berada di level 106,88.



The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia (11/2/2023) untuk kedua kalinya dalam dua sesi terakhir. The Fed terakhir kali menaikkan suku bunga pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 25 Juli 2023. Keputusan untuk tidak mengubah suku bunga juga sejalan dengan ekspektasi pelaku pasar.

The Fed dalam keterangan resminya mengatakan, indikator terkini menunjukkan aktivitas perekonomian AS akan tetap kuat pada kuartal III-2023, namun data ketenagakerjaan sedikit bergerak meski masih dalam fase kuat. Tingkat pengangguran juga masih rendah dan inflasi masih tinggi.

Pernyataan The Fed sedikit berbeda dengan pernyataannya di bulan September, yang mengatakan pertumbuhan ekonomi AS “kuat” dan data ketenagakerjaan “melambat, namun masih dalam fase kuat.” Sebagai catatan, perekonomian AS tumbuh 4,9% (year-over- tahun). pada triwulan III-2023 dari 2,1% pada triwulan II tahun 2023. Tingkat pengangguran berada pada level 3,8% pada bulan September.

“Komite tetap menetapkan target inflasi sebesar 2%. Dalam menentukan kebijakan moneter, komite akan mempertimbangkan dampak kumulatif pengetatan kebijakan moneter, dampak perekonomian, dan perkembangan sektor keuangan,” tulis The Fed dalam keterangan resminya. .

READ  Ganjar: Siapa pun yang memecah PDIP, Anda lawan banteng

Ketua Fed Jerome Powell mengingatkan bahwa The Fed belum mengambil keputusan apa pun terkait suku bunga untuk Desember mendatang. Semua keputusan akan sangat bergantung pada perkembangan data.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai penguatan tersebut tidak lepas dari situasi di AS. The Fed mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah, menandakan bahwa suku bunga tersebut tidak lagi seketat sebelumnya.

“Pasar menilai sikap The Fed saat FOMC cenderung kurang hawkish dari perkiraan sehingga mendorong pelemahan dolar AS sekaligus mendukung penurunan imbal hasil UST,” ujarnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (2/11/2023). ).

Meski rupiah ditutup menguat hari ini, ekonom Maybank Indonesia Myrdal Gunarto mengingatkan bahwa nilai tukar rupiah ke depan masih akan berfluktuasi karena The Fed masih ingin mengendalikan inflasi menuju targetnya sebesar 2%. Oleh karena itu, dia mengatakan penguatan rupee masih berumur pendek.

“Jadi mereka akan terus menunggu berbagai perkembangan data AS, khususnya data inflasi dan ketenagakerjaan,” ujarnya. “Volatilitas dalam jangka pendek masih akan terlihat, arah investasi khususnya di pasar keuangan masih bersifat teknikal dengan orientasi jangka pendek,” tambah Myrdal.

RISET CNBC INDONESIA

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]

Artikel lain

Inilah harga jual beli kurs Rupee di Money Changer

(putaran/putaran)


Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *